Para Ahli mengatakan, data yang dipadukan dengan kecerdasan buatan akan menjadi data pintar (smart data). Kemudian akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, mulai dari mengurangi risiko diambilnya keputusan yang salah, efisiensi, rekomendasi, hingga pemasaran.
Di Indonesia sendiri big data masih dianggap wilayah baru. Begitu juga dengan artificial intelligence. Diisi lain, kebutuhan akan smart data memiliki prospek sangat tinggi untuk kebutuhan masa kini dan yang akan dating.
Dampak Adopsi Big Data & AI
Dampak adopsi big data dan AI di perusahaan tidak hanya masif, namun juga bisa dipakai di segala jenis industri. Mulai dari kesehatan/health care, logistik/supply chain, telekomunikasi, hingga sektor publik.
Sebagai Contoh transformasi data warehouse milik LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional), sehingga menjadi sebuah big data yang berdampak pada penghematan besar yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan untuk institusi finansial seperti bank dan lembaga keuangan, penggabungan big data dengan AI akan sangat terbantu dengan adanya digitalisasi
Tiga Area Pengembangan Big Data & AI
Setidaknya ada 3 area yang terus dikembangkan dalam menyediakan layanan Big Data dan AI. Pertama, teknologi face recognition di sektor finansial yang akurat dan mempermudah nasabah bank untuk mencocokkan identitas dan mencegah penipuan/fraud. Kedua, mengurangi bottle neck atau penyumbatan adopsi Big Data dan AI. Ketiga adalah soal Security atau keamanan dengan menggabungkan teknologi blockchain dan AI.
Isu Keamanan AI dan Big Data
Kombinasi blockchain dan AI bisa memprediksi kapan security breach (kebocoran/pembobolan data) akan terjadi.
Blockchain akan membuat data sangat aman, sedangkan AI akan melakukan prediksi dan melakukan pencegahan (counteractive measures).
Sumber Tulisan : https://www.suara.com/tekno/2020/11/30/101611/adopsi-big-data-dan-ai-di-indonesia-semakin-luas.
Sumber : Sebagaimana telah ditugaskan melalui OLU (OnLine Learning Uhamka)